Kenapa kita tidak di Terima di Fasilitas Kesehatan yang kita Inginkan
Kuota Faskes Tingkat 1 dan Tingkat 2
Pada dasarnya Fasilitas Kesehatan itu adalah sebuah tempat pelayanan kesehatan. Namun di dalam BPJS atau yang dikenal dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Fasilitas Kesehatan tersebut dibagi menjadi 3 Kategori diantarnya ada faskes tingkat 1, Faskes Tingkat 2 dan Faskes Tingkat 3.
Pengkategorian dalam Sistem BPJS ini dikarenakan sistem BPJS menggunakan sistem pelayanan berjenjang, artinya ketika peserta BPJS ingin berobat guna mendapatkan layanan kesehatan yang ditanggung oleh BPJS maka fasilitas kesehatan yang harus pertama kali dikunjungi adalah fasilitas kesehatan tingkat 1, jika di tingkat 1 tidak memungkinkan untuk dilayani maka akan dirujuk fasilitas kesehatan tingkat 2, dan jika di faskes tingkat 2 masih tidak memungkinkan untuk dilayani karena sarana dan prasarana kurang memadai maka dokter faskes tingkat 2 akan merujuk ke fasilitas kesehatan tingkat 3.
Salah satu alasannya membuat system demikian adalah untuk mengurangi antrian kemacetan para pengguna fasilitas Kesehatan di Fasilitas Tingkat 2 dan Tingkat 3.
Nah Disini yang akan kita bahas bukan Jenis-Jenis Fasilitas Kesehatan yang ada di BPJS tetapi adalah bagaimana kita mengetahui kenapa kita tidak diterima di Fasilitas Kesehatan Tingkat pertama yang kita inginkan untuk berobat disana.
Sejak awal sudah dijelaskan bahwa, pasien BPJS berobat harus melalui prosedur yang jelas dan tentunya harus datang ke Faskes Tingkat Pertama yang telah dipilih pada saat mendaftar. Tetapi pada saat mendaftar kita tidak bisa memilih Faskes yang kita Inginkan. Salah satu alasannya adalah Faskes tersebut sudah Penuh dan Kuota Faskes tersebut sudah melebihi 5000 Perseta, untuk Faskes Tingkat Pertama.
Perlu diketahui bahwa masing-maisng Faskes memiliki kuota, begitu juga dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat kedua.
Berapa Kuota Fasilitas Kesehatan Tingkat 2..?
Jika Faskse yang kita pilih sudah melebihi Kuota maka silahkan cari Faslitas Kesehatan lain yang tersdekat dan setara.
Comments
Post a Comment